16 Juli 2023

Hilang Arah


Dunia begitu gelap
Seakan semua tertelan
Hitam pekat
Tidak tersisa

Bimbang menyergap
Harus bagaimana?

Takut melangkah
Takut tersandung, lalu terjatuh
Memilih berdiam menunggu keajaiban
Cahaya yang tak pernah datang

Lalu kecewa
Memaki apa yang ada
Perlahan merasa lelah
Lalu meratap

Merunduk, terjatuh, terkubur
Semakin dalam
Tak ada jalan
Akhirnya mati dengan kesia-siaan

                   
                                          Pacitan, 2021


6 Agustus 2022

Tentang Senja




Tentang Senja

Fia Shofia

Semburat jingga
menghiasi ufuk barat
Awan berarak perlahan
Membentang di sudut cakrawala

Angin berdebu menari
Menemani senja kala musim pancaroba
Anak-anak berlarian
Di iringi seruan-seruan dari balik  daun jendela
Menyuruhnya kembali pulang


Suara lenguhan kerbau dari kejauhan
Saling bersambut
Burung-burung kembali ke rumah
Seakan terburu-buru
Takut datang gelap menyelimuti

luasnya padi tampak menguning
Pertanda esok lusa siap panen
Tertimpa cahaya sore
Redup menenangkan

Lantunan gemerisik daun
Seirama dengan panggilan Illahi
Menandakan waktu mensyukuri
Apa yang telah di dapat hari ini.

             
                                           Pacitan, 2022



25 Desember 2021

PUPUS


Pupus 
Fia Shofia


Ketika rintih sendu tak ada lagi harap
Ia berteriak tak berguna
Hingga lelah tak pernah ada gagas
Lalu  Ia berbisik lembut perlahan
Membisikkan kata-kata buaian
Membelai tiap telinga insan

Perlahan ia membawa kesenduan
Ia peluk dalam dekapan
Ia rajai segala perasaan
Merengkuh segala gundah yang ada

Pagi menjelma menjadi gelap
Menatar pucuk segala harap
Meretas segala mimpi
Hingga hitamnya menguasai

Rawalumbu, 2017

1 Juni 2021

Mengeja Pagi


Kicauan burung telah menghiasi pagi

Mematut-matut hati untuk tegap berdiri

Menyirami bunga yang hampir layu di ruang mimpi

Pagi telah menawarkan senyum ramah

Seramah sabit di bulan baru

Namun aku masih saja risau,

Enggan menatap langit yang biru

yang mengajakku mengeja pagi

Memuntahkan sisa resah semalam

Kata Subuh seindah pagi hari penuh makna,

bagiku semua ini hanyalah tanda tanya?


                                                      Pacitan, 2021



28 Juli 2020

SEGALA BENCANA








Segala Bencana
Fia Shofia

Wahai hujan
kami tidak menyalahkanmu atas banjir yang terjadi
Wahai sungai
Kami tidak menyalahkanmu
Atas ketidak mampuanmu,
Menampung debit air yg makin tinggi
Wahai bumi
Kami jua tidak menyalahkanmu
yang tak mampu menahan butiran-butiran rintik 
Tangis yang jatuh dari langit

Ini adalah salah kami
Manusia tangan usil
Mengeksploitasi segala macam penopang
Merusak keseimbangan

Menebang pohon sembarangan
Mebuang sampah seenaknya
dan kami pun masih mengeluh
Atas apa yang kami sendiri perbuat
Atas dosa yang kami ciptakan
Kami yang rakus

Kami masih ingin dikasihani
Tanpa sadar apa yang telah tangan perbuat
Tanpa sadar apa yang telah otak pikirkan
Hanya ada keuntungan dalam sel-sel otak
Kuntungan untuk perut kami
Tanpa sadar kami telah menyakiti

Pacitan, 10 Oktober 2019

31 Maret 2020

Penyembuh Luka (puisi)






Penyembuh Luka
Oleh Fia Shofia

Ada yang mengajarimu tertawa meski hati telah gundah gulana
Ada yang mengajarimu mengecap harumnya bahagia
Meski hati takut mencoba
Perlahan jemarimu digenggam
Mengajak kakimu meniti perlahan
Kau yang tengah didera problema
Mencoba menemukan cahaya

Kau raih segala yang ada
Kau rengkuh segala kau punya
Namun nyatanya kosong
Sebelum kehadirannya

Kini tak usah bersedih sayang
Melodi sendumu telah berlalu
Tangan hangat tengah menggegammu
Mengajakmu berjalan menebas pilu

Pacitan, 08 Maret 2020

19 Maret 2020

Aku yang Rindu (Puisi)




Aku yang Rindu
Oleh Fia Shofia

merah merekah di sudut cakrawala
Awan perlahan berarak mebentuk formasi
Melukiskan wajah senja kala hari semakin gelap
Siluet nan angun terbingkai indah

Di bibir pantai ombak menari
Diiringi suara alunan melodi
Musik beralun mewakili hati yang sedang kalut
Petikan merdu jemari yang pilu
Suara nyayian bersatu padu
Mewakili hati yang sedang rindu

Badai dalam hati bergejolak
Ingin mendobrak keangkuhan
Bertanya prihal rasa
Antara aku, kamu, kita

Namun hati meragu
Akankah kerinduan juga menjalar padamu
Atau hanya aku yang pesakitan
Atau hanya aku yang butuh perhatian


Pantai Ngiroboyo, 17 November 2019